TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jarot Widyoko mengatakan jajarannya telah bersiap menghadapi potensi bencana banjir pada musim hujan 2020-2021.
"Apalagi ke depan ini dengan adanya prediksi adanya La Nina itu intensitas curah hujan akan bertambah 30- 40 persen," ujar Jarot dalam konferensi video, Jumat, 16 Oktober 2020.
Jarot mengatakan informasi mengenai La Nina disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Selain soal hidrometeorologi, BMKG juga menyampaikan perkiraan mengenai gempa dan tsunami.
Berdasarkan informasi dari BMKG, Jarot berujar bahwa prakiraan musim hujan di berbagai wilayah akan berbeda-beda. Misalnya Sumatera yang diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020, sedangkan untuk puncak musim hujan akan dimulai pada November 2020.
Selanjutnya, untuk wilayah Jawa diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober dan November 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Februari 2021. Kalimantan diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Desember 2020-Januari 2021. Sementara, Sulawesi diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan November 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Januari-April 2021.
Berikutnya, Bali-Nusa Tenggara diperkirakan tidak akan mengalami kondisi La Nina dan puncak musim hujannya akan dimulai pada Februari 2021. Maluku diperkirakan akan mengalami kondisi La Nina pada bulan Oktober 2020 dan puncak musim hujan mulai pada Januari 2021.